Beranda » Blog » kata tidak baku adalah pengaruh bahasa asing yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari

kata tidak baku adalah pengaruh bahasa asing yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari



Kata tidak baku sering muncul dalam percakapan sehari-hari, terutama di kalangan masyarakat yang aktif menggunakan bahasa asing. Pengaruh bahasa asing ini sangat kentara dalam berbagai situasi, mulai dari media massa hingga interaksi sosial. Banyak orang cenderung menggabungkan kata-kata dari bahasa Inggris atau bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia tanpa memperhatikan aturan tata bahasa yang benar. Hal ini menciptakan istilah-istilah yang disebut sebagai kata tidak baku, yang sering kali digunakan karena kesederhanaan atau kebiasaan. Meskipun demikian, penggunaan kata tidak baku bisa menimbulkan masalah dalam komunikasi formal maupun akademis. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku serta dampaknya terhadap bahasa Indonesia secara keseluruhan.

Pengaruh bahasa asing pada bahasa Indonesia tidak bisa dipungkiri, terutama dengan perkembangan teknologi dan media global. Banyak kata dari bahasa Inggris seperti “email”, “chat”, atau “update” sudah menjadi bagian dari kosakata sehari-hari. Namun, bukan berarti semua kata tersebut harus dianggap sebagai kata baku. Banyak dari mereka masih termasuk dalam kategori kata tidak baku karena kurangnya penggunaan yang tepat atau tidak sesuai dengan struktur bahasa Indonesia. Misalnya, kata “selfie” yang biasanya digunakan dalam konteks foto diri sendiri, tetapi kadang juga digunakan dalam arti yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan kata tidak baku bisa bervariasi tergantung konteks dan pemakainya.

Jasa Penerbitan Buku

Selain itu, penggunaan kata tidak baku juga terlihat dalam percakapan santai, iklan, atau media sosial. Banyak orang lebih nyaman menggunakan istilah asing karena dianggap lebih modern atau lebih mudah dipahami. Contohnya, kata “viral” yang awalnya berasal dari bahasa Inggris, kini sering digunakan dalam berbagai situasi, baik dalam percakapan formal maupun informal. Meski demikian, penggunaan kata-kata seperti ini bisa menyebabkan ketidakjelasan dalam komunikasi, terutama jika lawan bicara tidak mengerti maknanya. Oleh karena itu, penting untuk memahami kapan dan bagaimana menggunakannya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Pengertian Kata Tidak Baku dan Bahasa Asing

Kata tidak baku merujuk pada istilah atau frasa yang tidak sesuai dengan aturan tata bahasa resmi atau kosakata baku. Biasanya, kata-kata ini muncul dari pengaruh bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Mandarin, Jepang, atau Prancis. Contoh paling umum adalah penggunaan kata “chat” dalam percakapan sehari-hari, padahal dalam bahasa Indonesia, istilah yang lebih tepat adalah “percakapan” atau “komunikasi”. Meskipun kata “chat” sudah cukup dikenal, ia tetap dianggap sebagai kata tidak baku karena tidak memiliki bentuk resmi dalam kamus bahasa Indonesia.

Pengaruh bahasa asing terhadap bahasa Indonesia tidak hanya terjadi melalui kata-kata, tetapi juga melalui struktur kalimat dan gaya bahasa. Misalnya, banyak orang yang mengubah struktur kalimat dalam bahasa Indonesia menjadi mirip dengan bahasa Inggris, seperti mengucapkan “I am going to the market” alih-alih “Saya akan pergi ke pasar”. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh bahasa asing tidak hanya terbatas pada kosakata, tetapi juga pada cara berbicara.

Dari Kampus Ke Pengadilan: Pengalaman Praktik Hukum Mahasiswa Fh UMM Dalam Program Coe

Selain itu, penggunaan kata tidak baku juga bisa terjadi karena kebiasaan atau kecenderungan masyarakat. Banyak orang cenderung menggunakan istilah asing karena dianggap lebih efektif atau lebih modern. Misalnya, istilah “freelance” sering digunakan dalam konteks pekerjaan, meskipun dalam bahasa Indonesia, istilah yang lebih tepat adalah “pekerja lepas”. Meskipun begitu, penggunaan “freelance” tetap dianggap sebagai kata tidak baku karena tidak memiliki bentuk resmi dalam bahasa Indonesia.

Dampak Penggunaan Kata Tidak Baku dalam Kehidupan Sehari-hari

Penggunaan kata tidak baku dalam kehidupan sehari-hari memiliki berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, penggunaan istilah asing dapat mempermudah komunikasi, terutama dalam lingkungan yang multibahasa. Misalnya, dalam dunia bisnis atau teknologi, istilah seperti “software”, “hardware”, atau “database” sering digunakan karena dianggap lebih spesifik dan mudah dipahami. Namun, di sisi lain, penggunaan kata tidak baku bisa menyebabkan kesalahpahaman atau penurunan kualitas komunikasi.

Salah satu contoh yang sering terjadi adalah penggunaan istilah “browsing” dalam percakapan sehari-hari. Meskipun istilah ini berasal dari bahasa Inggris, banyak orang menggunakannya dalam konteks yang berbeda, seperti “saya sedang browsing di internet”. Padahal, dalam bahasa Indonesia, istilah yang lebih tepat adalah “mencari informasi di internet” atau “mengakses situs web”. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan kata tidak baku bisa menyebabkan kebingungan jika tidak digunakan dengan tepat.

Selain itu, penggunaan kata tidak baku juga bisa memengaruhi pemahaman anak-anak terhadap bahasa Indonesia. Banyak anak yang tumbuh dalam lingkungan yang sering menggunakan istilah asing, sehingga mereka cenderung mengabaikan kosakata baku. Misalnya, banyak anak yang lebih akrab dengan istilah “selfie” daripada “foto diri sendiri”. Hal ini bisa menyebabkan kesulitan dalam belajar bahasa Indonesia, terutama dalam menulis atau membaca.

Peran Media dalam Mempengaruhi Penggunaan Kata Tidak Baku

Media memiliki peran besar dalam memperluas penggunaan kata tidak baku dalam kehidupan sehari-hari. Baik media cetak, elektronik, maupun digital, sering kali menggunakan istilah asing dalam berita, iklan, atau konten hiburan. Contohnya, dalam iklan produk, sering kali ditemukan istilah seperti “exclusive”, “premium”, atau “limited edition”, yang semuanya berasal dari bahasa Inggris. Meskipun istilah-istilah ini bisa membuat iklan terdengar lebih menarik, mereka juga bisa memperkuat penggunaan kata tidak baku dalam masyarakat.

Stadium General DPM KBM Untirta : Mahasiswa Sebagai Agen Pengawal Demokrasi dan Dinamika Legislatif Nasional

Di media sosial, penggunaan kata tidak baku semakin marak karena adanya tren dan gaya bahasa yang cepat berubah. Banyak orang menggunakan istilah asing dalam unggahan mereka, seperti “like”, “share”, atau “comment”, yang sering digunakan dalam konteks yang berbeda. Selain itu, banyak pengguna media sosial juga mengadaptasi istilah asing untuk menunjukkan kekinian atau kecanggihan. Misalnya, istilah “viral” sering digunakan dalam konteks berita atau video yang mendapatkan banyak perhatian.

Jasa Stiker Kaca

Namun, media juga bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran tentang penggunaan kata baku. Beberapa program edukasi atau talk show sering kali membahas pentingnya bahasa Indonesia yang baku dan menghindari penggunaan kata tidak baku. Dengan demikian, media tidak hanya memengaruhi penggunaan bahasa, tetapi juga bisa menjadi alat untuk memperbaiki kualitas komunikasi dalam masyarakat.

Tips Menggunakan Kata Tidak Baku dengan Bijak

Meskipun penggunaan kata tidak baku tidak sepenuhnya salah, penting untuk menggunakan istilah-istilah ini dengan bijak agar tidak mengganggu komunikasi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memahami konteks penggunaan. Misalnya, dalam percakapan santai, penggunaan istilah asing seperti “chat” atau “update” bisa diterima, tetapi dalam tulisan formal, sebaiknya gunakan istilah baku seperti “percakapan” atau “pembaruan”.

Selain itu, penting untuk memperluas kosakata baku agar tidak terlalu bergantung pada istilah asing. Banyak orang cenderung menggunakan istilah asing karena tidak tahu alternatifnya dalam bahasa Indonesia. Untuk mengatasi ini, sebaiknya mempelajari istilah-istilah baku yang relevan dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, alih-alih menggunakan “freelance”, gunakan “pekerja lepas” dalam percakapan.

Selain itu, jangan ragu untuk bertanya atau mencari tahu makna suatu istilah jika tidak yakin. Banyak orang cenderung menggunakan istilah asing tanpa memahami artinya secara lengkap, yang bisa menyebabkan kesalahpahaman. Dengan memahami makna dan penggunaan istilah asing, kita bisa menggunakan kata-kata tersebut dengan lebih tepat dan menghindari kesalahan dalam komunikasi.

33 Judul Artikel yang Menarik dan Menginspirasi untuk Konten Berkualitas

Kesimpulan

Penggunaan kata tidak baku yang berasal dari bahasa asing memang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Namun, penting untuk memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku serta menggunakannya dengan tepat. Pengaruh bahasa asing pada bahasa Indonesia tidak hanya terbatas pada kosakata, tetapi juga pada struktur kalimat dan gaya berbicara. Dengan kesadaran yang tinggi, kita bisa menjaga kualitas komunikasi dalam bahasa Indonesia sambil tetap mengakui pengaruh global. Dengan demikian, penggunaan kata tidak baku bisa menjadi bagian dari bahasa Indonesia yang dinamis, tetapi tetap mempertahankan nilai-nilai kebahasaan yang baik.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *