Radar Waktu, Indramayu – Ekosistem mangrove, yang selama ini dikenal luas karena peran ekologisnya sebagai penahan abrasi dan habitat biota laut, kini dilirik potensinya sebagai sumber pangan baru yang inovatif. Kolaborasi unik terjalin antara mahasiswa Prodi Tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Prodi Pendidikan IPS STKIP Al Amin Indramayu dalam sebuah kegiatan transformatif yang berhasil “menyulap” buah dan daun mangrove menjadi aneka produk makanan dan minuman yang lezat. Kegiatan ini tak hanya memperkenalkan potensi ekonomi baru, tetapi juga menekankan pentingnya pola pemanfaatan sumber daya pesisir yang berkelanjutan.
Aktivitas pengolahan ini menunjukkan antusiasme luar biasa dari para peserta. Sebanyak 141 mahasiswa dari kedua institusi tersebut hampir seluruhnya berpartisipasi aktif, menunjukkan semangat belajar yang tinggi dalam eksplorasi praktik ekonomi kreatif berbasis lingkungan. Mereka fokus mengolah dua jenis mangrove utama: Acrostichum aureum dan Sonneratia caseolaris (dikenal juga sebagai buah pidada atau prepat). Jenis Sonneratia caseolaris diolah menjadi dodol yang kenyal dan sirup yang menyegarkan, sedangkan daun Acrostichum aureum diolah menjadi krispi gurih yang siap menjadi camilan alternatif. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa sumber daya alam yang sering terabaikan memiliki nilai tambah yang signifikan melalui sentuhan inovasi.
Pengembangan produk ini didorong oleh visi jangka panjang untuk memberikan alternatif pangan yang bersumber dari ekosistem pesisir. Lebih jauh lagi, inisiatif ini bertujuan agar masyarakat pesisir dapat memanfaatkan ekosistem mangrove dengan pola pemanfaatan non-kayu yang berkelanjutan. Pemanfaatan non-kayu (seperti buah dan daun) memastikan kelestarian hutan mangrove tetap terjaga, berbeda dengan pemanfaatan kayu yang berpotensi merusak. Dengan mengedepankan aspek keberlanjutan, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir tanpa mengorbankan fungsi ekologis vital dari hutan mangrove itu sendiri.
Secara kesehatan, sirup yang berasal dari buah mangrove Sonneratia caseolaris memiliki manfaat yang menjanjikan. Buah pidada kaya akan antioksidan, vitamin C, karbohidrat, protein, dan serat, menjadikannya berpotensi membantu meningkatkan imunitas tubuh dan meredakan sariawan. Selain itu, buah ini juga memiliki potensi sebagai agen anti-inflamasi dan antibakteri. Namun, para mahasiswa juga belajar tentang pentingnya proses pengolahan yang benar dan higienis untuk menghilangkan zat toksik alami yang mungkin ada. Pengetahuan ini memastikan bahwa produk yang dihasilkan aman dikonsumsi, menggarisbawahi pentingnya aspek sains dan kesehatan dalam inovasi pangan.
Dari sudut pandang akademik dan keilmuan, kegiatan ini memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga bagi mahasiswa Prodi Tadris/Pendidikan IPS. Selama ini, sebagian besar mahasiswa hanya mengenal manfaat mangrove sebatas pada aspek ekologi (misalnya perlindungan pantai). Melalui praktik langsung ini, mereka mendapatkan pengetahuan dan pengalaman nyata terkait manfaat ekonomi yang dapat digali dari ekosistem mangrove. Hal ini secara langsung mengaitkan teori dalam mata kuliah Ekonomi, Geografi Sosial, dan Sosiologi Pesisir dengan praktik di lapangan.
Oleh karena itu, kegiatan ini berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan teori konservasi dan pembangunan berkelanjutan dengan implementasi ekonomi kreatif. Mahasiswa tidak hanya mengerti konsep di kelas, tetapi juga mampu mengaplikasikannya, menghasilkan produk nyata yang memiliki potensi pasar. Keterlibatan ini memperkaya kompetensi mahasiswa sebagai calon pendidik dan agen perubahan sosial yang mampu mengidentifikasi serta mengembangkan potensi lokal untuk pembangunan masyarakat yang ekonomis, ekologis, dan berkelanjutan.



Komentar