Penulis : Dr. Sodikin, S.Pd, M.Si, M.P.W.K. (Dosen Prodi Magister Studi Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Universitas Terbuka dan Dewan Pembina Yayasan Lingkungan Hidup Estuari)
Hari Lingkungan Hidup yang diperingkat setiap tanggal 5 Juni setiap tahunnya menjadi pengingat pentingnya menjaga bumi, namun peran nyata dalam perubahan seringkali dimulai dari lingkungan terdekat, salah satunya adalah di sekolah. Di sinilah pendidik memegang peranan sentral, bukan hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai inspirator dan motor penggerak aksi hijau di sekolah. Keteladanan seorang guru dalam menerapkan gaya hidup ramah lingkungan, seperti membawa botol minum sendiri, mengurangi sampah plastik, atau aktif dalam kegiatan penanaman pohon, akan membekas kuat di benak siswa. Tindakan sederhana ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran dan membangun kebiasaan baik yang akan terus terbawa hingga dewasa.
Lebih jauh lagi, pendidik dapat mengintegrasikan isu-isu lingkungan ke dalam pembelajaran sehari-hari. Misalnya, mengaitkan materi pelajaran dengan permasalahan lingkungan lokal, mengajak siswa melakukan proyek daur ulang, atau mengadakan lomba inovasi hijau di sekolah. Dengan demikian, siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga terlibat langsung dalam aksi nyata yang berdampak positif bagi lingkungan sekitar. Proses pembelajaran yang kontekstual ini akan membentuk karakter siswa yang peduli, kritis, dan kreatif dalam mencari solusi atas permasalahan lingkungan.
Budaya sekolah hijau tidak akan terwujud tanpa peran aktif pendidik sebagai agen perubahan. Melalui kegiatan seperti “Jumat Bersih”, penanaman pohon, bank sampah sekolah, hingga program hemat energi, seluruh warga sekolah dapat dilibatkan dalam aksi kolektif menjaga lingkungan. Pendidik juga dapat mendorong kolaborasi antara siswa, orang tua, dan masyarakat sekitar, sehingga tercipta jejaring kepedulian lingkungan yang lebih luas. Kolaborasi ini penting untuk memperkuat dampak dan memastikan keberlanjutan program-program lingkungan di sekolah.
Selain itu, pendidik memiliki peran strategis dalam membangun literasi lingkungan di kalangan siswa. Dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga ekosistem, dampak perubahan iklim, serta solusi yang dapat dilakukan mulai dari lingkungan sekolah, siswa akan tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga bijak dan bertanggung jawab terhadap alam. Pendidik dapat memanfaatkan berbagai media pembelajaran, seperti video, poster, hingga media sosial, untuk menyebarkan pesan-pesan positif tentang pelestarian lingkungan. Menjadi inspirator aksi hijau tidak selalu harus dimulai dari hal besar. Perubahan seringkali berawal dari langkah kecil yang dilakukan secara konsisten dan penuh keteladanan. Setiap upaya yang dilakukan pendidik, sekecil apapun, akan menjadi inspirasi bagi siswa untuk terus peduli dan berkontribusi dalam menjaga bumi. Hari Lingkungan Hidup adalah momentum yang tepat untuk memperkuat komitmen ini. Mari jadikan sekolah sebagai laboratorium aksi hijau, dan pendidik sebagai motor penggerak perubahan demi masa depan bumi yang lebih lestari.
Tidak hanya itu, pendidik juga dapat memanfaatkan Hari Lingkungan Hidup sebagai ajang refleksi dan evaluasi terhadap program-program lingkungan yang telah berjalan di sekolah. Dengan melakukan evaluasi, sekolah dapat mengetahui sejauh mana efektivitas program yang telah dilaksanakan dan merancang inovasi baru yang lebih relevan dengan kebutuhan siswa dan lingkungan sekitar. Keterlibatan siswa dalam proses evaluasi ini juga penting agar mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan program lingkungan di sekolah.
Akhirnya, peran pendidik sebagai inspirator aksi hijau di sekolah adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bumi. Dengan membangun kesadaran dan kepedulian lingkungan sejak dini, kita sedang menyiapkan generasi penerus yang mampu menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim dan krisis lingkungan, dengan solusi yang kreatif dan berkelanjutan. Selamat Hari Lingkungan Hidup! Mari bergerak bersama, mulai dari sekolah, untuk bumi yang lebih hijau dan lestari
Komentar